Chapter 12 : Power Amplifiers
Power amplifier merupakan bagian akhir dari sistem penguat sinyal yang berfungsi untuk memperbesar daya sehingga mampu menggerakkan beban seperti speaker, aktuator, atau perangkat keluaran lainnya. Tidak seperti penguat sinyal kecil yang hanya memperbesar tegangan, power amplifier difokuskan pada kemampuan untuk mengalirkan arus besar dengan efisiensi tinggi. Salah satu konfigurasi umum dalam power amplifier adalah push-pull, yaitu teknik di mana dua transistor bekerja secara bergantian untuk menguatkan bagian positif dan negatif dari sinyal input. Konfigurasi ini banyak digunakan untuk mengurangi distorsi harmonik dan meningkatkan efisiensi daya. Beberapa jenis rangkaian yang umum digunakan dalam implementasi push-pull amplifier antara lain Transformer Coupled Push-Pull Circuit, Complementary Symmetry Circuit, dan Quasi-Complementary Push-Pull Amplifier. Ketiga jenis ini memiliki prinsip kerja, keunggulan, dan kelemahan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan aplikasi praktis.
2. Tujuan[Back]
- Memahami prinsip kerja dasar dari rangkaian push-pull amplifier dalam penguat daya.
- Menganalisis dan membandingkan kinerja antara transformer coupled, complementary symmetry, dan quasi-complementary push-pull amplifier.
- Menunjukkan bagaimana dua transistor dapat bekerja bergantian untuk menguatkan sinyal AC secara efisien.
- Mengamati pengaruh penggunaan transformator, pasangan transistor NPN–PNP, serta konfigurasi alternatif quasi-complementary terhadap keluaran sinyal dan efisiensi daya.
- Meningkatkan pemahaman terhadap pemilihan konfigurasi amplifier sesuai kebutuhan beban dan sumber daya dalam aplikasi elektronika praktis.
- Alat :
- Voltmeter
- Bahan :
- Operasional Amplifier
Operational Amplifier (Op Amp) adalah jenis amplifier elektronik yang memiliki banyak aplikasi dalam elektronika. Op Amp memiliki dua input dan satu output, di mana perbedaan tegangan antara kedua inputnya digunakan untuk mengontrol gain atau penguatan sinyal yang dikeluarkan pada outputnya. Op Amp umumnya digunakan dalam rangkaian pemrosesan sinyal, pengaturan tegangan, filter, dan banyak aplikasi lainnya dalam perangkat elektronik modern.
- Penguatan Tegangan Open-loop (Av = ∞): Secara ideal, Op Amp memiliki penguatan tegangan open-loop yang sangat besar atau bahkan tak terhingga. Ini berarti bahwa perbedaan tegangan yang sangat kecil antara input inverting dan non-inverting dapat menghasilkan perubahan tegangan output yang sangat besar.
- Tegangan Offset Keluaran (Voo = 0): Secara ideal, Op Amp tidak menghasilkan tegangan offset pada keluaran ketika tegangan inputnya adalah nol. Ini berarti bahwa output Op Amp harus berada pada nol volt ketika tidak ada perbedaan tegangan di antara kedua inputnya.
- Impedansi Masukan (Zin = ∞): Impedansi input yang sangat tinggi atau tak terhingga berarti bahwa Op Amp tidak menarik arus dari sumber sinyal yang dihubungkan ke inputnya. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa sinyal input tidak terdistorsi.
- Impedansi Output (Zout = 0): Impedansi output yang sangat rendah atau nol memungkinkan Op Amp untuk menggerakkan beban tanpa menyebabkan penurunan tegangan yang signifikan. Ini memastikan bahwa sinyal output tetap kuat dan tidak terpengaruh oleh beban yang terhubung.
- Lebar Pita (BW = ∞): Idealnya, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga, yang berarti bahwa ia dapat memperkuat sinyal pada frekuensi berapa pun tanpa kehilangan gain. Dalam praktiknya, lebar pita terbatas, tetapi sering kali cukup lebar untuk banyak aplikasi.
- Stabilitas Termal: Karakteristik ideal Op Amp tidak berubah dengan suhu. Ini berarti bahwa performa Op Amp tetap konsisten meskipun terjadi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya, yang sangat penting untuk aplikasi yang membutuhkan keakuratan tinggi.
- Resistor
- Tiga Terminal: Memiliki tiga terminal - emitor (E), basis (B), dan kolektor (C).
- Polarisasi: Basis harus lebih positif dari emitor untuk mengaktifkan transistor.
- Arus Basis Kecil: Arus kecil di basis mengontrol arus lebih besar di kolektor.
- Penguatan Arus: Memiliki penguatan arus (β atau hFE), yaitu rasio antara arus kolektor dan arus basis.
- Saklar dan Penguat: Dapat berfungsi sebagai sakelar atau penguat sinyal.
- Tegangan Kolektor-Emitor: Biasanya memerlukan tegangan kolektor-emitor yang cukup tinggi untuk operasi normal.
- Dioda
Dioda adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah, memberikan kemampuan untuk mengendalikan arah aliran arus dalam rangkaian. Ini membuat dioda berguna dalam berbagai aplikasi seperti penyearah arus (rectifier) untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC), perlindungan terhadap tegangan balik dalam rangkaian, dan sebagai pengganda tegangan dalam rangkaian daya. Selain itu, dioda digunakan dalam rangkaian logika digital, sebagai penstabil tegangan dalam regulator tegangan, dan dalam aplikasi khusus seperti dioda Zener yang digunakan untuk pengaturan tegangan tetap.
Spesifikasi :
- Baterai
Baterai adalah sumber daya portabel yang menyimpan energi kimia dan mengubahnya menjadi energi listrik untuk digunakan dalam berbagai perangkat elektronik. Baterai berfungsi menyediakan daya listrik yang stabil dan berkelanjutan bagi perangkat yang tidak terhubung langsung ke sumber listrik utama, seperti ponsel, laptop, remote control, dan kendaraan listrik. Selain itu, baterai juga digunakan dalam aplikasi kritis seperti cadangan daya (UPS) untuk komputer dan sistem keamanan, serta dalam perangkat medis seperti alat pacu jantung. Dengan kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan energi sesuai kebutuhan, baterai memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi modern.
a. Transformer Coupled Push-Pull Circuit
b. Complementary Symmetry Circuit
c. Quasi-Complementary Push-Pull Amplifier
5. Percobaan[Back]
- Siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, diambil dari library Proteus.
- Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi di mana alat dan bahan terletak.
- Tepatkan posisi letaknya dengan gambar rangkaian.
- Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh.
- Lalu mencoba menjalankan rangkaian, jika tidak terjadi error, maka rangkaian bekerja.
b). Rangkaian simulasi dan prinsip kerja[Back]
- Prinsip Kerja Rangkaian 12.15
Rangkaian ini merupakan transformer-coupled push-pull amplifier, di mana sinyal input pertama kali masuk ke transformator TR1. Transformator ini berfungsi sebagai phase splitter, yang menghasilkan dua sinyal dengan fasa berlawanan (180°) ke basis transistor Q1 dan Q2. Transistor Q1 dan Q2 bekerja secara bergantian: Q1 aktif saat siklus positif, dan Q2 aktif saat siklus negatif. Hasil penguatan dari kedua transistor kemudian digabung kembali melalui transformator TR2 di bagian output. Output sinyal dari TR2 diteruskan ke beban berupa speaker (LS1). Rangkaian ini sangat berguna untuk penguatan sinyal audio karena mampu menghasilkan output yang besar dengan distorsi rendah. Kekurangan dari jenis ini adalah penggunaan dua buah transformator yang cukup besar dan mahal, serta efisiensinya yang lebih rendah dibandingkan konfigurasi modern.
- Prinsip kerja Rangkaian 12.16
- Prinsip kerja Rangkaian 12.17
c). Video simulasi[Back]
- Rangkaian 10.34
- Rangkaian 10.35
- Rangkaian 10.36
6. Download file[Back]
- Download Rangkaian FIG.12.15 klik disini
- Download Rangkaian FIG.12.16 klik disini
- Download Rangkaian FIG.12.17 klik disini
- Download Datasheet Baterai klik disini
- Download Datasheet Op Amp 741 klik disini
- Download Tambahan Datasheet op amp klik disini
- Download Datasheet Resistor klik disini
- Download Video klik disini
Comments
Post a Comment